Ideologimereka dahulu sering dikaitkan dengan perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak punk. Berbagai perilaku punk yang dianggap menyimpang, telah didokumentasikan dalam media massa sehingga membuat identitas punk dibalik aksesoris yang melekat di tubuhnya dipandang sebagai seorang yang berbahaya dan berandalan. Padaawalnya seseorang melakukan "penyimpangan primer" karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Proses Belajar yang Menyimpang Proses belajar ini terjadi karena melalui interaksi sosial dengan orang lain terutama dengan orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang dan sudah berpengalaman dalam hal Seorangindividu melakukan tindakan perilaku menyimpang karena hasil ia belajar semasa kecil, ia melihat orang-orang di lingkungan tempat tinggal melakukan perilaku menyimpang pula. Berdasarkan contoh tersebut, teori perilaku menyimpang yang sesuai adalah A. Asosiasi diferensial B. Labelling C. Konflik D. Fungsionalisme E. Sruktural 19. 2 Penyimpangan karena hasil proses sosialisasi subkebudayaan menyimpang Subkebudayaan adalah suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan. Unsur budaya menyimpang meliputi perilaku dan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota-anggota kelompok yang bertentangan dengan tata tertib masyarakat. TravisHirschi. Travis Hirschi (1935-sekarang) adalah seorang pemikir sosiologis asal Amerika yang mengembangkan teori kontrol sosial atau social bond theory dalam menanggapi banyak terjadinya kenakalan dan tindakan-tindakan kejahatan di Amerika yang dilakukan oleh anak-anak muda. [1] Saat menempuh pendidikan di Berkeley, ia mulai tertarik dilakukansetelah suatu kejahatan dilakukan,. Tindakan yang dimaksud tersebut adalah tindakan yang berupa pengusutan, penyidikan, penghukuman, dan rehabilitasi.Upaya penaggulangan ini adalah berupa tindakan langsung yang dilakukan oleh satuan fungsi reserse yang dikedepankan dan dibantu oleh satuan fungsi intel, yaitu tindakan tindakan secara . Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang dalam Masyarakat Sosiologi Kelas 11 Apakah RG Squad pernah melihat tawuran? Tawuran merupakan salah satu contoh perilaku yang menyimpang dalam masyarakat. Artinya perilaku tersebut tidak baik untuk dilakukan atau dicontoh oleh orang lain. Perilaku menyimpang atau sering disebut juga sebagai perilaku yang bertentangan dengan norma dan nilai sosial di masyarakat selalu ada dari zaman dahulu hingga saat ini. Perilaku tersebut tentu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada hal-hal atau kondisi di masyarakat tersebut yang memicu terjadinya perilaku menyimpang. Nah, apa aja sih RG Squad faktor penyebab perilaku menyimpang tersebut? 1. Faktor Sosialisasi Perilaku menyimpang terjadi salah satunya karena ketidaksesuaian pesan, norma, dan nilai yang disampaikan oleh masing-masing agen sosialisasi atau individu lain. Individu yang mempelajari perilaku-perilaku tersebut akhirnya tidak merasa bahwa hal tersebut menyimpang, dan menganggap bahwa perilaku yang ia pelajari normal untuk dilakukan. 2. Faktor Anomie Secara umum, anomie dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat kehilangan pegangan norma. Menurut Emile Durkheim, anomie adalah suatu keadaan tanpa norma dan tanpa arah, sehingga dalam masyarakat tersebut tidak tercipta kesesuaian antara kenyataan yang diharapkan dan kenyataan sosial yang ada. Hal ini sering terjadi pada masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai, tetapi nilai dan norma itu saling bertentangan. Sehingga yang terjadi kemudian adalah konflik nilai, bukan kesepakatan nilai. Masyarakat menjadi sulit untuk mencari pegangan dalam menentukan arah perilaku yang teratur. Gejala ini sering ditemui pada masyarakat modern, yang salah satu contohnya adalah nilai kebebasan berekspresi yang saat ini banyak dianut oleh orang-orang di negara demokratis dan liberal. Namun di masyarakat Indonesia, kebebasan berekspresi tetap ada batasnya agar tidak melanggar adat-adat ketimuran. Contohnya bisa dilihat dengan masih adanya stigma negatif pada orang-orang yang mengunggah foto-foto dengan pakaian minim di media sosial. Tawuran antarwarga merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang dalam masyarakat sumber 3. Faktor Differential Association Menurut Edwin H. Sutherland, perilaku menyimpang terjadi akibat adanya differential association atau asosiasi yang berbeda terhadap suatu kejahatan. Semakin tinggi interaksi seseorang dengan orang yang berperilaku menyimpang, semakin tinggi pula kemungkinan orang tersebut untuk bertingkah laku yang menyimpang. Derajat interaksi ini pun bergantung pada frekuensi, durasi, dan intensitas, sehingga interaksi tersebut tidak cukup sekali-dua kali untuk membuat seseorang bisa terpengaruh. 4. Faktor Labeling Itulah penjelasan tentang beberapa faktor penyebab perilaku menyimpang dalam masyarakat. Semoga faktor-faktor tersebut bisa segera dituntaskan ya RG Squad. Paling enggak yaaaa…. sedikit demi sedikit perilaku menyimpang di masyarakat bisa berkurang. Betul gak ? Faktor ini menyebutkan bahwa perilaku menyimpang muncul karena adanya cap, julukan, atau sebutan atas individu yang melakukan suatu perbuatan yang dianggap menyimpang. Bila kita memberi cap terhadap seseorang sebagai orang yang menyimpang, maka secara tidak langsung cap atau sebutan tersebut akan mendorong orang itu untuk berprilaku yang menyimpang pula. Mau les privat dengan guru terbaik yang sesuai kriteria kamu?Kamu juga bisa tentukan waktu sendiri untuk jadwal les-nya lho. Yuk, coba pesan guru privat kamu sendiri di ruangles. Referensi Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta Lembaga Penerbit FE – UI. Richard Osborne & Borin Van Loon. 1996. Mengenal Sosiologi For Beginner. Bandung Mizan Sumber Foto Foto Tawuran’ [daring] Tautan Artikel ini diperbarui pada 26 November 2020. Tedy Rizkha Heryansyah Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Sosiologi ★ SMA Kelas 12 / Ketimpangan Sosial dan Globalisasi - Sosiologi SMA Kelas 12Terdapat kasus seorang individu melakukan tindakan perilaku yang menyimpang karena hasil ia belajar semasa kecil, ia melihat orang-orang di lingkungan tempat tinggal melakukan perilaku menyimpang pula. Pemecahan masalah ini berkaitan dengan teori perilaku menyimpang yaitu asosiasi BENARB. SALAHPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya Modernisasi - Sosiologi SMA Kelas 12Banyak masyarakat yang menyadari hak – haknya sebagai warga negara adalah ciri modernisasi di bidangA. budayaB. politikC. ekonomiD. sosialCara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Materi Latihan Soal LainnyaTekstil - Seni Budaya Semester 2 Genap SMP Kelas 7Tema 6 Subtema 3 SD Kelas 5Segi Banyak dan Bangun Datar - Matematika SD Kelas 4Bencana Alam - Pendidikan Lingkungan Hidup PLH SD Kelas 4Tolak Peluru - Penjaskes PJOK SMP Kelas 7Seni Rupa - Seni Budaya SMP Kelas 7Belajar Bahasa MandarinMengevaluasi Routing Statis - TKJ SMK Kelas 12PTS Seni Budaya SMA Kelas 10PTS Seni Budaya SMA Kelas 11 AJJawaban yang tepat adalah A. Asosiasi Diferensial Teori Differential Association menurut Sutherland berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda, penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya. DIdalam soal dijelaskan bahwa individu belajar menyimpang dari lingkungan sekitarnya dan melihat individu lain menyimpang, sehingga teori perilaku yang seusai adalah asosiasi diferensial, dimana ia bersosialisasi dan menyatu dengan lingkungan yang diferensial berbeda dengan dirinya. Sehingga jawaban yang tepat adalah A. Asosiasi DiferensialYah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan! PENGERTIAN PENYIMPANGAN SOSIAL Dalam kehidupan masyarakat sering dijumpai adanya perilaku yang menyimpang. Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang tidak sempurna. Perilaku yang menyimpang mengakibatkan terjadinya pelanggaran. Pelanggaran tersebut terjadi karena seorang individu atau kelompok tidak bisa bersosialisasi secara sempurna. Hal tersebut menyebabkan individu atau kelompok terjerumus ke dalam pola perilaku yang menyimpang. Dengan kata lain, terjadilah penyimpangan sosial dalam kehidupan. Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau kelompok tidak mematuhi norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan terhadap nilai dan norma dalam masyarakat disebut dengan deviasi deviation, sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut divian deviant. Pada masyarakat tradisional penyimpangan jarang sekali terjadi dan dapat dikendalikan. Sebaliknya, pada masyarakat modern, penyimpangan dirasa semakin banyak dan bahkan seringkali menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pihak lainnya. Salah satu bentuk penyimpangan adalah penyimpangan sosial. Seperti halnya kebudayaan yang bersifat relatif maka penyimpangan sosial juga bersifat relatif. Artinya, penyimpangan sosial sangat tergantung pada nilai dan norma sosial yang berlaku. Suatu tingkah laku dapat dikatakan menyimpang oleh suatu masyarakat, namun belum tentu dianggap menyimpang oleh masyarakat lain yang memiliki norma dan nilai yang berbeda. Pengertian penyimpangan sosial sangat beragam. Berikut ini pengertian penyimpangan sosial yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. James W van de Zanden, penyimpangan sosial sebagai perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap tercela dan di luar batas toleransi. Bruce J. Cohen, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang mengabaikan norma dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar, Terjemahan. Robert Lawang, penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang dalam buku materi pokok pengantar sosiologi. Penyimpangan sosial terlihat dalam bentuk perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang disebut nonkonformitas. Jadi, pada dasarnya perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang atau sifat sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat atau kelompok, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. PENYEBAB PERILAKU MENYIMPANG Terjadinya perilaku menyimpang haruslah dilihat dari situasi dan kondisi masyarakat yang ada. Setiap individu memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda maka hal tersebut akan menyebabkan terbentuknya pola-pola perilaku yang berlainan. Tidak semua individu mampu mengidentifikasi diri dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Hal ini berarti gagalnya proses sosialisasi sehingga cenderung menerapkan pola-pola perilaku yang salah dan menyimpang. Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut. Perbedaan status kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi. Banyaknya pemuda putus sekolah drop out dan pengangguran. Mereka yang tidak mempunyai keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang, pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi pengamen atau pengemis jalanan. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok, menodong, dan lain-lain. Keluarga yang berantakan broken home dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan¬kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas. TEORI PENYIMPANGAN SOSIAL Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, muncullah beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain sebagai berikut Teori Anatomi Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar. Robert K. Merton mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku itu terjadi karena masyarakat mempunyai struktur budaya dengan sistem nilai yang berbeda-beda sehingga tidak ada satu standar nilai yang dijadikan suatu kesepakatan untuk dipatuhi bersama sehingga masyarakat akan berperilaku sesuai dengan standar. Dalam suatu perombakan struktur nilai seringkali terjadi perbaharuan untuk meyempurnakan tata nilai yang lama dan dianggap tidak sesuai. Dalam konteks ini terjadi inovasi nilai. Inovasi adalah suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya tetapi menolak cara yang melembaga untuk mencapai tujuan. Teori Pengendalian Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor. Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi. Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut. Untuk mencegah agar perilaku menyimpang tidak berkembang lagi maka perlunya masyarakat melakukan peningkatan rasa keterikatan dan kepercayaan terhadap lembaga dasar masyarakat. Semakin kuat ikatan antara lembaga dasar dengan masyarakat, akan semakin baik karena bisa menghayati norma sosial yang dominan yang berlaku dalam masyarakat. Teori Reaksi Sosial Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan sekunder. Seseorang yang tertangkap basah mencuri, dan kemudian diberitakan di media massa sehingga khalayak umum mengetahuinya maka beban pertama yang harus ia tanggung adalah adanya stigma atau cap dari lingkungannya yang mengklasifikasikannya sebagai penjahat. Cap sebagai residivis itu biasanya sifatnya abadi. Kendati orang tersebut telah menebus kesalahannya yang diperbuat tadi, yaitu dengan dipenjara, namun hal itu tidak cukup efektif untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat akan dirinya. Teori Sosialisasi Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang dominan. Penyimpangan tersebut disebabkan adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai tersebut dalam perilaku seseorang. Pada lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku menyimpang adalah sebagai berikut. Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat. Penghuni berstatus ekonomi rendah. Kondisi perkampungan yang sangat buruk. Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi. Menurut pendapat Shaw, Mckay dan mcDonal 1938, menemukan bahwa di kampung-kampung yang berantakan dan tidak terorganisasi secara baik, perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal dan wajar. PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MENYIMPANG Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang tidak sempurna dan nilai-nilai subkebudayaan menyimpang. Proses sosialisasi yang tidak sempurna Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Adapun agen-agen sosialisasi terdiri atas keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, dan media massa. Para agen sosialisasi menyampaikan pesan-pesan yang berbeda antara orang tua dengan lainnya. Hal-hal yang diajarkan oleh keluarga mungkin berbeda dengan yang disampaikan oleh agen di sekolah. Contoh Perilaku yang dilarang oleh keluarga dan sekolah, seperti penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, membolos, merokok, berkelahi, dan lain-lain diperoleh dari agen sosialisasi, kelompok pergaulan dan media massa. Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain disebabkan oleh Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan perannya. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi sehingga banyak sekali penyimpangan PERILAKU MENYIMPANG SEBAGAI HASIL PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI SUB KEBUDAYAAN MENYIMPANG Dalam proses sosialisasi, seseorang mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang, sehingga terbentuklah perilaku menyimpang. Contoh seorang anak dibesarkan pada lingkungan yang menganggap perbuatan minum-minuman keras, pelacuran, dan perkelahian sebagai hal yang biasa, maka anak tersebut akan melakukan perbuatan menyimpang yang serupa. Menurut ukuran masyarakat luas, perbuatan anak tersebut jelas bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, maka perbuatan anak tersebut dapat dikategorikan menyimpang. Perilaku menyimpang tersebut banyak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh anomi. Secara sederhana anomi diartikan sebagai suatu keadaan di masyarakat tanpa norma. Konsep anomi yang dikemukakan oleh Emilie Durkheim adalah keadaan yang kontras antara pengaruh subkebudayaan dengan kenyataan sehari-hari dalam masyarakat. Seakan-akan tidak mempunyai aturan-aturan untuk ditaati bersama. Keadaannya menjadi chaos atau kekacauan yang sulit diatasi. Padahal cukup banyak aturan-aturan yang telah disepakati bersama dalam masyarakat yang disebut konformitas. Jika aturan ini dilanggar disebut deviasi. Apabila pelanggaran sudah dianggap biasa, karena toleransinya pengawasan sosial, penyimpangan itu akhirnya menjadi konformitas. Contoh perbuatan menyuap seakan-akan menjadi konformitas, dan perbuatan siswa mencontek pada waktu ulangan. Menurut Robert K. Merton keadaan anomi dapat menyebabkan penyimpangan sosial. Dikatakan bahwa dalam proses sosialisasi individu-individu belajar mengenal tujuan-tujuan penting dalam kebudayaan dan juga mempelajari cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan budaya tersebut. Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton, ada lima tipologi tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu konformitas, inovasi ritualisme, pengasingan diri, dan pem-berontakan. 1. Konformitas Konformitas merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh seseorang yang ingin lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil tidak memakai joki atau contek, tetapi dengan cara belajar sungguh-sungguh. Belajar merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan yang disetujui dan sudah melembaga dalam masyarakat, sedangkan menjadi PNS merupakan tujuan yang sesuai dengan nilai budaya. Sikap konformitas ini bukan merupakan keadaan anomis. 2. Inovasi Inovasi merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya, tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai tujuan. Contoh masyarakat mendorong semua anggota masyarakat untuk memperoleh kekayaan yang melimpah. Namun, kenyataannya hanya beberapa orang yang berhasil memperoleh dengan menggunakan cara-cara yang disetujui. Mereka melihat betapa kecilnya kemungkinan untuk berhasil jika mematuhi peraturan, maka mereka berupaya untuk melanggar peraturan yang ada misalnya korupsi. 3. Retualisme Retualisme merupakan sikap menerima cara-cara yang melembaga, tetapi menolak tujuan-tujuan kebudayaannya. Contoh sikap seenaknya dan berbincang – bincang dengan temannya pada waktu upacara. Hal ini menandakan bahwa ia telah melupakan makna upacara. 4. Pengasingan Pengasingan diri merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya. Contoh seseorang yang menjadi pemabuk berat karena frustasi, sehingga dia tidak memperhatikan keluarga, dan pekerjaan. Ia mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat normal. 5. Pemberontakan Pemberontakan merupakan sikap yang menolak tujuan dan cara-cara yang melembaga dan berupaya menggantikannya dengan tujuan dan cara baru atau lain. Contoh kaum revolusioner. CONTOH PENYIMPANGAN SOSIAL Ada berbagai jenis penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga ataupun masyarakat. Berikut ini beberapa contoh penyimpangan sosial, antara lain yaitu penyalahgunaan narkotika, perkelahian pelajar, perilaku seksual di luar nikah, perilaku kriminal, dan homoseksualitas. Penyalahgunaan Narkotika Penyalahgunaan narkotika dengan dosis teratur dapat bermanfaat seperti untuk keperluan kesehatan, yaitu suntikan dalam proses pembedahan atau pada operasi¬operasi sehingga orang tidak merasakan sakit ketika dilaksanakan suatu operasi. Namun, penggunaan dengan dosis melampaui ukuran normal dapat menimbulkan efek negatif, yakni overdosis. Dalam kondisi seperti ini orang akan mengalami penurunan kesadaran, yaitu setengah sadar dan ingatannya menjadi kacau. Menurut hasil penelitian ilmiah Dr. Graham Baliane psikiater, mengemukakan bahwa alasan seorang remaja yang menggunakan narkotika adalah membuktikan keberaniannya dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya; menunjukkan tindakan yang menentang otoritas orang tua, guru, dan norma sosial; mempermudah penyaluran perilaku seks; melepaskan diri dari kesepian; mencari dan menemukan arti hidup; mengisi kekosongan; menghilangkan frustasi dan kegelisahan hidup; mengikuti kawan-kawan, karena tidak ingin dikatakan sebagai pecundang; sekadar iseng-iseng dan didorong rasa ingin tahu. Penyalahgunaan narkotika dan zat-zat lain yang sejenisnya merupakan perbuatan yang merusak dengan segala akibat negatifnya. Seseorang yang sudah merasa tergantung akan narkotika bisa merugikan diri sendiri dan hancurnya kehidupan masa depan. Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius, antara lain sebagai berikut. Candu dan opium yang berasal dari tumbuhan Papaver somniferum. Morfin merupakan zat yang diper¬oleh dari candu. Umumnya morfin berwarna putih dan berwujud bubukan serta berasa pahit. Jenis lainnya adalah heroin dan kokain. Alkohol mempunyai sifat me¬nimbulkan gangguan pada susunan saraf. Apabila diminum pada awalnya akan merasa senang, akan tetap lama kelamaan dapat me¬nimbulkan kesadarannya merendah, badan terganggu dan lain sebagainya. Kokain diperoleh dari tumbuhan Erythroxylon coca, termasuk jenis tumbuhan semak yang tingginya 2 cm. Daunnya mengandung zat pembius, banyak dipakai untuk operasi. Ganja atau mariyuana diperoleh dari tumbuhan yang bernama Canabis Sativa. Cocok di daerah tropis dan sub tropis. Kafein yang terkandung dalam kopi memengaruhi susunan saraf dan jantung. LSD Lusergic acid Diethylamide dapat menyebabkan halusinasi atau bayangan dengan bermacam-macam khayalan. Tembakau mengandung racun nikotin yang keras. Nikotin merangsang susunan urat saraf sehingga dapat menimbulkan ketagihan. Perilaku Seksual di Luar Nikah Adanya gambar-gambar porno baik itu di media cetak dan media elektronik dapat mendorong timbulnya perilaku seksual di luar nikah. Hubungan seksual di luar pernikahan dianggap sebagai pelanggaran norma, baik itu norma agama maupun norma sosial yang ada. Oleh karena itu, sejak dulu manusia telah membuat seperangkat aturan tata nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan perilaku seksual, agar fungsi reproduksi manusia dapat berlangsung tanpa mengganggu ketertiban sosial. Akibat penyimpangan seksual yang paling mengerikan saat ini adalah penyakit AIDS. AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya virus yang dapat merusak jaringan tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan kematian. Virus tersebut lebih dikenal dengan nama HIV Human Immuno Deciency Virus. Virus ini adalah suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia yang mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah diserang penyakit. Virus HIV dapat menular lewat tranfusi darah, pencangkokan organ tubuh, pemakaian jarum suntik secara berlebihan, hubungan seks tidak aman, dan lain-lain. Secara umum tanda-tanda seseorang terkena penyakit AIDS, yaitu sebagai berikut. Demam tinggi lebih dari satu bulan. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat. Diare lebih dari satu bulan. Batuk berkepanjangan lebih dari satu bulan. Perilaku Kriminal Lainnya Perilaku kriminal seperti pencurian, perampokan, dan pembunuhan juga termasuk dalam perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai tanggung jawab sosial. Pelakunya dapat dikenai hukuman mati, penjara, atau pencabutan hak-hak oleh negara. Sanksi yang tegas tersebut dimaksudkan untuk menekan dan mengendalikan tindakan kriminal yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Pada dasarnya kriminalitas adalah semua bentuk perilaku warga masyarakat yang telah dewasa dan bertentangan dengan norma-norma hukum, terutama adalah hukum pidana. Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya kriminalitas, yaitu dengan adanya kepincangan sosial, tekanan mental, dan kebencian. Bisa juga karena adanya perubahan masyarakat dan kebudayaan yang cepat tetapi tidak dapat diikuti oleh seluruh anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Homoseksualitas Homoseksualitas adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik kepada sesama jenis kelamin sebagai mitra seksualnya. Tindakan homoseksualitas bertentangan dengan norma sosial dan norma agama. Kenakalan Remaja Masalah kenakalan remaja sering menimbulkan kecemasan sosial karena remaja sebagai generasi penerus terperosot ke arah perilaku negatif. Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan, kenakalan remaja adalah perbuatan antisocial yang dilakukan oleh remaja, bila hal ini dilakukan orang dewasa termasuk tindak kejahatan. Pendapat lain menyatakan bahwa semua perbuatan penyelewengan norma yang menimbulkan kerusakan masyarakat dan dilakukan remaja. Remaja yang dimaksud adalah mereka yang berusia antara 12 tahun sampai dengan 18 tahun serta belum menikah. Perkelahian Pelajar Perkelahian pelajar sebenarnya termasuk dalam kenakalan remaja karena merupakan bentuk perilaku menyimpang. Perilaku semacam ini sering disebut dengan istilah tawuran. Tawuran berbeda dengan per-kelahian satu lawan satu. Perkelahian satu lawan satu tidak mendatangkan akibat luas, bahkan sebagian masyarakat menganggap sebagai lambing sportivitas dan kejantanan. Perkelahian pelajar berkaitan dengan krisis moral akrena tindakannya berlawanan dengan norma agama atau norma sosial. Biasanya para pelajar yang terlibat perkelahian tidak memikirkan risiko yang akan ditanggung kemudian. Tindak Kenakalan Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya. Penyimpangan Budaya Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat. Contoh merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan, dsb. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain. Gaya hidup Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain a. Sikap arogansi Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb. b. Sikap eksentrik Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb. Sumber Perilaku Menyimpang Soekanto, Soerjono. 1999. Sosiologi. Jakarta Grafindo Persada. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami dan menyediakan informasi terkait perilaku individu yang menyimpang dari definisi, berbagai macam jenisnya, faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku tersebut muncul, dan dampak apa saja yang dapat disebabkan sehingga timbulnya masalah-masalah sosial, serta antisipasi sebagai pencegahan dan penanggulangan. Makalah ini didasarkan atas studi literature dari sumber-sumber yang tersedia termasuk di dalamnya dari search engine seperti google, dan juga berasal dari akun-akun google scholar para dosen. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAKALAH PERILAKU ORGANISASI 4 PERILAKU INDIVIDU YANG MENYIMPANG ERLANGGA ANANDA RAMADHAN 20191221097 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA APRIL 2022 TUJUAN Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami dan menyediakan informasi terkait perilaku individu yang menyimpang dari definisi, berbagai macam jenisnya, faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku tersebut muncul, dan dampak apa saja yang dapat disebabkan sehingga timbulnya masalah-masalah sosial, serta antisipasi sebagai pencegahan dan penanggulangan. Makalah ini didasarkan atas studi literature dari sumber-sumber yang tersedia termasuk di dalamnya dari search engine seperti google, dan juga berasal dari akun-akun google scholar para dosen. LITERATURE 1. Pengertian Definisi Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang deviant behavior yaitu semua tindakan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dala suatu sistem tata sosial masyarakat. Perilaku menyimpang didefinisikan perilaku menyimpang atau so-cial deviance merupakan bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang anggota masyarakat, secara sadar atau tidak sadar yang bertentangan dengan norma dan aturan yang telah disepakati bersama, yang menimbulkan korban victims maupun tidak ada korban. Perilaku menyimpang deviant behaviour yang menimbulkan korban dapat dikategorikan sebagai kejahatan, pelanggaran, kenakalan. Sedangkan perilaku menyimpang yang tidak menimbulkan korban disebut, penyimpangan, dan korbannya adalah diri sendiri. Akibat adanya perilaku menyimpang maka muncul berbagai usaha dari berbagai pihak, untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut. Perilaku menyimpang di dalam sosiologi dianggap sebagai salah satu perbuatan antisosial. Kata antisosial terdiri dari dua kata, yaitu kata anti yang berarti menentang atau memusuhi, dan kata sosial yang berarti berkenaan dengan masyarakat. Oleh karena itu, pengertian perilaku menyimpang dan antisosial pada hakikatnya sama, yaitu suatu tindakan yang tidak sesuai dengan kaidah, nilai, atau norma yang berlaku di dalam masyarakat. Tindakan perilaku menyimpang dan perbuatan antisosial dapat diatasi dengan pengendalian sosial, agar tercipta keteraturan sosial ataupun ketertiban sosial. Pengendalian sosial adalah suatu perbuatan yang dilakukan untuk mengatasi terjadinya perbuatan antisosial. Pengendalian sosial dapat berupa reaksi represif dan preventif yang dapat dilakukan secara formal maupun informal. Pengendalian sosial merupakan reaksi masyarakat atas terjadinya perbuatan antisosial, seperti perilaku menyimpang, tindak kejahatan, pelanggaran, dan kenakalan. Reaksi represif secara formal dalam melakukan pengendalian sosial, yaitu suatu perbuatan yang dilakukan melalui penegakan hukum yang dilakukan secara formal. Penegakan hukum secara formal dilakukan melalui lembaga penegakan hukum yang diberikan mandat oleh masyarakat, untuk bertindak dan memproses para pelaku melalui hukum. Penegakan hukum dilakukan melalui sisten"? hukum yang berlaku, yaitu sistem peradilan pidana criminal justice system, yang terdiri dari berbagai macam unsur penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan penjara. 1. Bentuk dan Contoh Penyimpangan • Penyimpangan Berdasarkan Sifat a. Penyimpangan positif Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosial karena memiliki unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide yang dibuat juga kreatif serta memperkaya wawasan masyarakat. Penyimpangan ini juga terarah pada nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan sosial dan seringkali dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan positif ini biasanya akan diterima karena merupakan bentuk penyesuaian akan perkembangan zaman. Contohnya adalah emansipasi wanita, dimana dengan berkembangnya zaman seorang wanita dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain. b. Penyimpangan Negatif Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak negatif terhadap sistem sosial karena memiliki unsur-unsur yang sifatnya merendahkan dan selalu menyebabkan hal-hal buruk terjadi seperti pencurian, perampokan, hingga pemerkosaan. Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka bukan hanya secara fisik, namun juga mental. Seperti halnya yang dibahas dalam Buku Pelecehan Seksual dan Pedofilia yang memaparkan mengenai trauma yang ada dibawah alam bawah sadar tiap korban. Penyimpangan negatif juga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu, penyimpangan primer atau primary deviation dan penyimpangan sekunder atau secondary deviation. Penyimpangan primer, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya hanya sementara dan tidak secara terus menerus. Sedangkan Penyimpangan sekunder, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya nyata dan sering dilakukan yang memiliki kemungkinan untuk merugikan diri sendiri dan juga orang lain. • Penyimpangan Berdasarkan Perilaku a Penyimpangan Individual atau individual deviation Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya hanya dilakukan oleh satu orang atau individu yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contohnya, siswa yang sedang mencontek saat ujian. b Penyimpangan Kelompok atau group deviation Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan dan biasanya didasari perasaan dan juga dorongan secara kolektif. Contohnya, aksi tawuran yang dilakukan oleh remaja usia sekolah. c Penyimpangan Campuran atau combined deviation Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau individu yang merupakan bagian dari suatu kelompok yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contohnya, orang yang tidak punya toleransi, lalu yang suka membanggakan organisasinya sehingga menganggap yang lainnya buruk. • Faktor-Faktor Penyebab Penyimpangan 1. Perubahan nilai dan norma sosial Semakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok masyarakat tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut, sehingga nilai atau norma yang mereka miliki menjadi berbeda dari yang lain dan sering dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang. 2. Proses sosialisasi yang tidak sempurna Merupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena kurangnya edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan benar. 3. Teori Labelling Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang ataupun individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari orang-orang ataupun kelompok disekitarnya. 4. Teori Anomie Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang maupun kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang dan dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah lingkungan masyarakat sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial. • Teori Mengenai Perilaku Menyimpang 1 Teori Kontrol Narwako 2007116 teori ini menyatakan bahwa perilaku menyimpang merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. 2 Teori Konflik Narwako 2007117 Teori konflik adalah pendekatan terhadap perilaku menyimpang yang paling banyak diaplikasikan kepada kejahatan, walaupun juga digunakan dalam bentuk-bentuk penyimpangan lainnya. 3 Teori Fungsi Mulyadi dkk 1995 57 dalam Emile. Durkheim tercapainya kesadaran moral dari semua anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik dan lingkungan sosial. • Dampak dari perilaku penyimpangan sosial Setiap pelanggaran yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi, baik hal tersebut mengubah sesuatu menjadi lebih baik maupun buruk. Begitu pula dengan penyimpangan sosial, dengan adanya perilaku tersebut akan menimbulkan dampak-dampak di tengah lingkungan masyarakat tersebut. Dengan adanya perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial, akan terjadi pula perubahan di lingkungan sekitarnya. Berikut beberapa dampak yang diberikan dengan adanya perilaku penyimpangan sosial a Terciptanya suatu norma atau peraturan sehingga perilaku menyimpang yang terjadi tidak terulang dan di ikuti kembali pada para anggota lingkungan masyarakat yang lain. b Pelaku perilaku penyimpangan sosial dikucilkan dari lingkungan masyarakat yang ada, karena mayoritas dari anggota lingkungan masyarakat memandang perilaku menyimpang tersebut sebagai suatu wabah penyakit sehingga mereka memilih untuk tidak mendekatinya. c Menciptakan batasan antar kelompok lingkungan yang satu dengan yang lain karena adanya parameter sosial. Hal ini dapat kita lihat contohnya dari beragam suku yang ada di Indonesia, dimana orang suku Jawa memiliki ciri khas berkata lembut sedangkan orang suku Batak memiliki ciri khas berkata tegas. Sehingga perbedaan tersebut kadang membuat kelompok satu dengan kelompok yang lain segan akan satu sama lain. • Upaya Penanggulangan maupun Pencegahan akan terjadinya Perilaku Menyimpang Untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang,ada beberapa upaya yang dapat dilakukan; 1. Menciptakan suasana dan lingkungan yang harmonis 2. Menanamkan nilai-nilai Agama dan nilai budi pekerti 3. Penuh perhatian dalam keluarga 4. Menanamkan kedisiplinan dan rasa kekeluargaan 5. memberikan pujian jika dia baik dan memberikan teguran jika dia salah. 6. Penyuluhan seperti memberikan pengertian, pendidikan yang baik, dari segi tutur kata, kesopanan, bagaimana hidup bermasyarakat yang baik, taat akan norma dan peraturan yang ada. Penanggulangan Perilaku Menyimpang Kata penanggulangan dipilih karena perilaku menyimpang. Penanggulangan mencakup tiga hal, yaitu preventif, represif, dan kuratif. Hal ini berdasarkan pendapat Y. Singgih D. Guarsa bahwa penanggulangan perilaku menyimpang ditempuh dengan tiga tindakan untuk mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang yaitu a. Tindakan preventif yakni tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya perilaku menyimpang; b. Tindakan represif yakni tindakan untuk menunda dan menahan perilaku menyimpang peserta didik atau menghalangi timbulnya perilaku menyimpang yang lebih parah. Tindakan represif ini bersifat mengatasi perilaku menyimpang peserta didik; c. Tindakan kuratif dan rehabilitasi yakni merevisi akibat perbuatan menyimpang, terutama individu yang telah melakukan perbuatan tersebut. Tindakan ini merupakan tindakan terakhir dalam mengatasi permasalahan perilaku menyimpang dengan cara mengembalikan orang yang bersangkutan kepada keluarganya atau diserahkan kepada pihak yang berwenang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diakumulasikan atau diambil dari makalah ini adalah setiap perilaku menyimpang baik di masyarakat kecil maupun luas pasti ada penyebabnya. Dan berdasarkan uraian dalam makalah perilaku menyimpang dapat terbagi menjadi banyak bentuk, baik dari sifat maupun perilaku tiap individu maupun peorangan. Perilaku menyimpang sendiri tidak selalu membawa hal negatif, namun juga membawa hal positif seperti halnya dahulu wanita tidak boleh bekerja dan karena adanya emansipasi wanita, maka sekarang bekerja juga menjadi bagian hak mereka. Perilaku Menyimpang selalu bersifat sosial karena akan selalu melibatkan manusia/orang lain, dan karena adanya perilaku menyimpang yang disebabkan oleh faktor-faktor pemicu tertentu. Nantinya akan menghasilka dampak kerugian baik untuk individu itu sendiri maupun orang lainnya. Sedangkan terdapat bahasan dalam makalah ini mengenai bagaimana caranya kita dapat mengantisipasi dan menanggulangi agar perilaku menyimpang ini tidak terus-menerus terulang/ dilakukan, yaitu dengan cara upaya penyuluhan, pemberian pendidikan yang memadai baik dari segi keluarga, sekolah, lingkungan yang baik, dsb. Jika upaya dan langkah-langkah tersebut dijalankan, maka saya rasa perilaku menyimpang oleh tiap individual bahkan orang tertentu akan cenderung menurun. DAFTAR PUSTAKA Colquitt, Jason A. Lepine, Jeffery A. Wesson, Michael J. 2013. Organizational Behavior. McGrawHill. New York. Griffin, Ricky W. & Moorhead, Gregory. 2016. Organizational Behavior. Boston Houghtton Muhlin Company. Harahap, Sofyan Safri, 2016, Manajemen Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Jones, Gareth R. George, Jennifer M.. 2014. Contemporary Management. Global Edition. McGrall Hill. Lipshitz R, & Strauss O., 2017, Copy with Uncertainty A Naturalistic Decision Making Analysis, Journal of Organization Behavior and Human Decision Process 69. Luthans, Fred. 2001. Organizational Behavior. McGraw-Hill. Twelfth Edition. Singapore. Mohr, Lawrence B. 2012. Explaining Organiztion Behavior. San Fransisco Jossey – Bass Publishers Palazzeschi, Letizia. Bucci, Ornella, and Di Fabio, Annamaria. 2018. Re-thinking Innovation in Organizations in the Industry Scenario New Challenges in a Primary Prevention Perspective. Frontiers in Psychology Journal. January. doi Radel, Juergen. 2017. Organizational Change and industry id4. A perspective on possible future challenges for Human Resources Management. Industrie von Morgen. November. Robbins, Stephen P. 2014. Organizational Behavior. Pearson Boston. Anis Rahmawati Ningrum, Sentot Imam Wahjono*, Andi Wardhana, Noer Choidah 2021. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Siantar Top, Tbk di Sidoarjo. Isoquant Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi. DOI PDF Journal homepage e-ISSN 2599-0578. ISSN 2599-7496. Vol. 5, Oktober 2021, Publisher Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Rahim, Abdul Rahman. Rasulong, Ismail. Indrayani, Tri Irfa. 2020. Perilaku Organisasi, di era revolusi industri Penerbit RajaGrafindo Perkasa, Depok, Jakarta, Indonesia. Wahjono, Sentot Imam. 2009. Perilaku Organisasi. Graha Ilmu Publisher, Yogyakarta, ISBN No. 978-979- 756-594-7, pp 321+ xvii. Link perilaku-organisasi-sentot-imamwahjono. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this organizations, innovation is considered a relevant aspect of success and long-term survival. Organizations recognize that innovation contributes to creating competitive advantages in a more competitive, challenging and changing labor market. The present contribution addresses innovation in organizations in the scenario of Industry including technological innovation and psychological innovation. Innovation is a core concept in this framework to face the challenge of globalized and fluid labor market in the 21st century. Reviewing the definition of innovation, the article focuses on innovative work behaviors and the relative measures. This perspective article also suggests new directions in a primary prevention perspective for future research and intervention relative to innovation and innovative work behaviors in the organizational context. Juergen RadelEven if information technology IT is considered to be the key driver for the full implementation of cyber-physical systems that characterize the next industrial revolution, the importance of human resources is constantly highlighted. [1] Human resources management HRM might be able to support the transition to ID4 and help organizations as well as individuals to cope with the change. Within this paper Activity Theory will be used as a framework to briefly describe the impact on HRM and to draw focussed conclusions for further research and organizational European edition of Contemporary Management offers a comprehensive coverage of introductory management topics, addressing both new and classic theory and research within a contemporary framework. The book begins by examining what it means to be a manager, before moving on to analyse this in relation to various aspects of strategy, leadership and the organization. The authors take a practical approach, applying concepts to real-life situations in order to equip students to deal with the issues and opportunities posed by today's dynamic business Behavior. McGrawHillJason A ColquittJeffery A LepineWessonJ MichaelColquitt, Jason A. Lepine, Jeffery A. Wesson, Michael J. 2013. Organizational Behavior. McGrawHill. New W GriffinGregory MoorheadGriffin, Ricky W. & Moorhead, Gregory. 2016. Organizational Behavior. Boston Houghtton Muhlin Kontemporer, PT Raja Grafindo PersadaSofyan HarahapSafriHarahap, Sofyan Safri, 2016, Manajemen Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, with Uncertainty A Naturalistic Decision Making Analysis, Journal of Organization Behavior and Human Decision Process 69.2R LipshitzO StraussLipshitz R, & Strauss O., 2017, Copy with Uncertainty A Naturalistic Decision Making Analysis, Journal of Organization Behavior and Human Decision Process 69. Behavior. McGraw-Hill. Twelfth EditionFred LuthansLuthans, Fred. 2001. Organizational Behavior. McGraw-Hill. Twelfth Edition. P RobbinsRobbins, Stephen P. 2014. Organizational Behavior. Pearson Boston.

seorang individu melakukan tindakan perilaku menyimpang karena hasil ia belajar